Gong Perdamaian Nusantara di area Kantor Walikota Singkawang, Kalimantan Barat |
Tulisan saya kali ini akan bercerita sedikit tentang keberadaan gong di Indonesia. Bukan sembarang gong, gong ini melambangkan kerukunan antar umat dan suku yang ada di Indonesia. Kebetulan, saya pernah bertemu dua di antaranya. Satu Gong Perdamaian Nusantara dan satu lagi Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong). Mengapa ada gong-gong tersebut? Menurut Djuyoto Suntani sebagai Presiden Komite Perdamaian Dunia, menyimak sejarah suku bangsa dunia, yaitu bangsa Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, Provinsi Jawa Tengah. Bangsa Lemuria merupakan bangsa dengan peradaban besar pada masa 60.000 tahun sebelum Masehi sebelum bumi yang dulunya satu daratan terpecah-pecah begitu pula dengan bangsa Lemuria yang ikut berpencar. Berdasarkan keyakinan induk peradaban manusia berasal dari bangsa Lemuria, maka beliau mencanangkan Jawa Tengah sebagai provinsi perdamaian. Juga dengan adanya keyakinan Jawa Tengah sebagai pusatnya Nusantara muncullah ide pembuatan icon perdamaian dunia dalam bentuk gong. Desa Plajan ditunjuk sebagai pusat peradaban dunia karena di sini terdapat gong keramat yang sudah berusia 450 tahun milik seorang wali yang menyebarkan Islam di Jepara, Jawa Tengah. Gong yang dihasilkan di Desa Plajan ada beberapa jenis yaitu: Gong Perdamaian Nusantara (GPN), Gong Perdamaian Dunia dan Gong Perdamaian Asia-Afrika.
Setelah sejarah singkat mengenai munculnya gong, saya akan melanjutkan cerita saya pertama kali hingga sekarang bertemu gong-gong perdamaian tersebut. Gong pertama yang saya temui adalah Gong Perdamaian Dunia di Taman Pelita Balai Kota Ambon. Berbentuk seperti gong pada umumnya, bundar dan terdapat tonjolan di tengah tempat untuk memukul gong. Gong yang ada di Ambon merupakan Gong Perdamaian ke-35 di dunia yang bertujuan memperbaiki citra Ambon yang dulu pernah mengalami masa kerusuhan dan konflik antar agama. Diharapkan dengan adanya gong ini tidak akan ada lagi konflik sara, terosisme dan lain-lain di Indonesia maupun dunia. Selain di Ambon, Gong Perdamaian Dunia juga terdapat di Bali, Geneva (Swiss), Shandong (Cina) dan Palu (Sulawesi Tengah).
Gong Perdamaian Dunia di Taman Kota Ambon. 2013 |
Setelah gong pertama yang saya temui, gong kedua terletak sangat dekat. Walaupun ini Gong Perdamaian Nusantara namun memiliki tujuan yang sama dengan Gong Perdamaian Dunia. Terletak di Jalan Firdaus di Kantor Walikota Singkawang, Kalimantan Barat. Gong ini tanpa sengaja saya temui saat browsing tentang gong perdamaian. Alhasil, ternyata Kalimantan juga punya bahkan sebelum saya mengunjungi gong di Ambon. GPN juga terdapat di Kupang dan Yogyakarta. Singkawang cukup beruntung menerima gong perdamaian ini, dikarenakan kota yang dikenal dengan hongkongnya Indonesia ini memiliki keberagaman etnis, agama dan budaya yang berbeda-beda hidup dalam kerukunan.
Berbeda dengan Gong Perdamaian dunia yang dihiasi bendera berbagai Negara dari seluruh dunia, Gong Perdamaian Nusantara (GPN) dihiasi lambang kota maupun provinsi yang ada di Indonesia di lingkaran luarnya. Untuk bagian lingkaran tengah terdapat tulisan Gong Perdamaian Nusantara di bagian atas dan tulisan Sarana Persaudaraan dan Pemersatu Bangsa di bagian bawahnya. Di bagian lingkaran inti akan kita temui 5 lambang agama yang ada di Indonesia mengelilingi peta nusantara. Untuk gong perdamaian dunia bagian lingkaran tengah bertuliskan World Peace Gong di bagian atas dan Gong Perdamaian Dunia di bagian bawah. Lalu untuk lingkaran inti terdapat 9 lambang agama besar yang ada di dunia dengan relief globe di bagian tengahnya.
Gong Perdamaian Nusantara di Kota Singkawang |
Pemberian gong juga berdasarkan kelayakan daerah untuk diberikan gong-gong tersebut. Keharmonisan multi etnis maupun daerah yang pernah mengalami masa konflik seperti Ambon dan Singkawang. GPN dibuat lima unit berdasarkan makna pancasila. Lalu menurut rencana akan menyusul Kutai Kartanegara dan Kota Makassar. Diharapkan dengan adanya keberadaan gong-gong perdamaian di Indonesia ini sebagai simbol perdamaian yang hakiki untuk mewujudkan negara kesatuan Republik Indonesia. Bunyi gong yang bergema menjadi gaung perdamaian dan kerukunan antar umat di Indonesia walaupun berbeda suku, bangsa dan agama.
0 Comments
Post a Comment