Pukul 7.30 kami tiba di Sui Raya kepulauan dan kapal kecil untuk
penyeberangan ke pulau Kabung sudah siap untuk berangkat. Namun dikarenakan ada
beberapa kendala di perjalanan, maka perjalanan ke pulau Kabung yang direncanakan
pukul 6 pagi sudah menyeberang menjadi molor beberapa jam. Setelah parkir motor
(di dermaga penyeberangan disediakan jasa penyimpanan motor Rp 10.000,-/3 hari)
kami pun naik kapal dan memasukkan barang. Menit demi menit di perjalanan, biru
air laut pun semakin terasa ditambah tiupan air laut. Sekitar 45 menit perjalanan
melewati laut dan ongkos penyeberangan Rp 10.000,-/orang, akhirnya kami sampai di
pulau yang terdapat 5 rukun tetangga tersebut. Kami segera melapor dan izin ke ibu
RT (Bu Kartini) untuk memberitahukan bahwa kami akan menginap di Pantai. Penduduk
di pulau ini memiliki mata pencaharian nelayan (menggunakan bagan) dan berkebun
(kebun cengkeh dan pala). Sebagian besar rumah di pulau ini memiliki kolong
rumah yang tinggi.
|
Hasil bagan nelayan, menjemur ikan teri. |
|
Bentuk rumah penduduk pulau Kabung |
Terdapat satu rumah yang disewakan milik Bu Kartini, namun untuk
menghemat biaya kami menolak tawaran tersebut. Waktu terus berjalan dan kami segera
menumpang sebentar di rumah beliau untuk masak dan makan siang. Lima teman lainnya
survey lokasi yang akan dijadikan tempat untuk menginap nanti malam dan dua hari
kedepan. Setelah masak, kami iseng-iseng memancing dengan tali pancing yang digulung
sederhana saja. Lumayan untuk menambah lauk nanti malam.
|
Ikan hasil memancing di waktu senggang, so cute :D |
Sambil menikmati air laut
yang biru menghiasi karang-karang yang indah juga disapu angin pantai, teman-teman
survey pun kembali. Kami langsung makan siang terlebih dahulu sebelum briefing untuk
malam ini. Setelah berdiskusi dan dengan beberapa pertimbangan kami akhirnya
memutuskan untuk menginap di pantai bebatuan sekitar setengah jam berjalan kaki
dari rumah bu Kartini. Kami harus menapaki jalan setapak dan batuan-batuan
terjal. Di siang hari yang panas dan medan yang lumayan licin berbatu kami
cukup terhibur dengan hamparan air laut yang membiru. Indah sekali!! Mungkin
dikarenakan saya sangat suka pantai ;) . Pukul 15.15 akhirnya beberapa kami
tiba di tempat menginap dengan hamparan batu-batu berukuran kecil hingga
sedang. Sambil berbaring di bebatuan, sebagian teman beristirahat dan beberapa
teman lainnya berboulder ria di bebatuan besar.
|
Pantai bebatuan untuk tempat menginap dimalam pertama |
Pukul 17.00 beberapa teman
memutuskan untuk mandi air laut dengan terjun dari batu tinggi. Kelihatannya sangat
menggoda, namun sayang saya tidak ikut dikarenakan kami kesulitan air tawar
untuk mandi mencuci air asin di tubuh nantinya.
|
Loncat Indah |
|
Mandi air laut |
Setelah menjadi penonton
teman-teman mandi, kami bersiap-siap pulang dan masak untuk makan malam. Makan
malam ini terasa nikmat sekali dibawah cahaya bulan dan hiburan bunyi gelombang
beriringan. Malam ini saya berencana berburu ubur-ubur lho! Eh bukan, tapi...kepiting!!
My favorite seafood! The most delicious seafood ever! Setelah makan, seorang
teman minta tolong untuk ditemankan buang air. Hehehe. Dengan menapaki bebatuan
pantai yang licin saya ikut di belakangnya dengan seorang lagi teman. Saat teman
yang pertama sedang khusyuk, saya dengan iseng mengarahkan cahaya senter ke
bawah bebatuan. Dan dengan sigapnya mata saya tertuju dengan sebuah makhluk
berwarna orange kemerahan terselip dibawah sebuah batu! Kepiting!! Mata mungkin
terbelalak gembira :D Saya berbisik ke teman yang bersamaku untuk mengintip
juga dan dia langsung dengan suara setengah berteriak menyebut nama hewan itu!
Otak langsung berputar untuk menangkapnya. Saya langsung memanggil teman cowok
untuk membantu menangkap, seperti tidak percaya dengan ukurannya dia datang.
Namun saat dia melihat langsung dia terkejut dan memanggil teman-teman yang
lain untuk mendekat dan mengepung makhluk itu! (Maklum, sebagian besar dari
kami mungkin ini kali pertama melihat dan menangkap langsung kepiting) Klop
sekali! Kepiting pertama berhasil ditangkap dan seorang teman langsung
menghempaskannya ke bebatuan agar lumpuh! Kepiting pertama diamankan! Santapan
yang sangat diidam-idamkan ingin dimakan saat berlibur ke sebuah pulau! I got
it! Beda lho rasanya kalo kita beli. Jadilah malam itu kami bertaburan ditepi
pantai dengan basah-basahan mencari kepiting di bebatuan. Namun tidak
berlangsung lama setelah menemui hewan lunak panjang dan berbulu berwarna hitam
(sepengetahuan saya itu namanya teripang) bentuknya sangat menggelikan sekali.
Membuat bulu merinding!! Saat teman yang lain menangkap kepiting keempat yang
lumayan besar (tapi besar kepiting yang kutemui pertama) dia mendapat luka
akibat jepitan capit kepiting dijarinya. :D Aku memasak hasil tangkapan kami
dan berbagi rasa. Bisa dibayangkan 4 ekor kepiting dibagi untuk 18 orang? Bukan
seberapa banyak jumlahnya tapi seberapa nikmat rasanya...
|
Kepiting ini siap disantap!! |
|
Seafood terenak yang pernah ada :d |
Setelah berbagi rasa kepiting yang berwarna cerah itu satu persatu,
kami tidur di tempat masing-masing, sambil dibelai angin pantai. Baru saya menyadari
bahwa angin di Pantai ini tidak seperti pantai yang saya datangi lainnya. Angin dan ombaknya lebih
tenang sehingga tidur langsung di atas matras tanpa kedinginan dan gangguan nyamuk
nakal. Sekilas teringat sebelum terlelap bahwa saat kami akan berangkat ke Pantai
berkerikil ini orang-orang kampung bilang bahwa tempat ini terkenal angker karena
ada tumbuh pohon kayu ara yang sangat besar tepat ditempat itu seperti kami menginap
di bawahnya. dan juga beberapa pemuda desa bilang ada kuburan orang yang tidak punya
keluarga tepat di belakang Pantai ini. Alhamdulillah hingga matahari terbit tidak
ada kejadian aneh yang mengganggu.
Hari kedua tidak kalah asyiknya dengan hari pertama di pulau
ini. Dihari kedua ini saya menghabiskan waktu sepuasnya bermain air, berenang (walaupun
saya tidak terlalu bisa berenang). Kebetulan ada teman yang membawa google, cukup
membantu untuk menikmati dan berkenalan dengan ikan-ikan yang sedang kesana kemari
bermain di rumah riak air laut. Walau Kami hanya berenang di tepian batu karang,
namun karang-karang di bawah lautnya tidak kalah cantik! Andai saja saya punya peralatan
snorkeling yang lengkap! Tidak lupa juga kami mengabadikan momen indah tersebut!
Hingga siang tiba selesai bersih-bersih membilas tubuh dengan air tawar, kamipun
kembali ke tenda untuk masak dan makan siang. Rencananya sore ini kami akan menginap
di perkampungan sekaligus mempermudah besok paginya untuk bersiap-sip dijemput pulang
ke Pontianak. Selesai makan siang beberapa dari kami istirahat. Saya diajak seorang
teman untuk menemani dia snorkeling, tapi saya hanya berjalan melewati tepian batu
karang sambil melihat dia bermain air dan berenang. Sekitar 45 menit selesai menemaninya,
di jalan pulang saya terjatuh di bebatuan saat melompati satu batu yang tidak terlalu
tinggi. Cukup menyakitkan..dan membuat lutut kiri saya memar. Beruntung saya masih
bisa berjalan pulang walau sesekali dibantu teman. Sesampai di tenda saya
tertidur di bebatuan saat mengistirahatkan kaki yang masih terasa sakit. Saya
terbangun saat teman-teman berkemas untuk kembali ke perkampungan. Perjalanan
pulang ke kampung terasa lebih singkat dan setiba di kampung kami bersiap untuk
memasang kembali dome. Kami memilih lokasi di tepi dermaga yang sedikit berpasir.
Sebelum magrib kami menghabiskan waktu dengan berenang kembali dibawah dermaga
kayu sederhana tempat warga menyandarkan kapal kecil dan biasanya juga tempat
memancing. Saat matahari tenggelam kami menyudahi aktivitas berenang kami (saat
itu air laut sedang pasang, dan saya dengan susah payah berenang sambil
berpegangan ke tiang-tiang dermaga). Saat malam tiba beberapa dari kami masak
dan lanjut seperti biasa untuk makan malam. Di perkampungan ini kami punya
kesempatan untuk mencharge hape dan menghubungi keluarga karena adanya sinyal
di desa ini (ditempat sebelumnya tidak ada). Kebetulan saat tiba di dermaga
Ibunda tersayang menelpon menanyakan kabar karena tidak bisa dihubungi satu
malam. Pesannya agar aku berhati-hati saat berenang. L thanks Mom. Malam itu kami
habiskan dengan "ikut-ikutan" bersama anak-anak SMA yang juga berlibur
di pulau ini. Malam itu mereka ada acara bakar-bakar cumi dan ikan tidak jauh dari Pantai
kami menginap, otomatis kami pun membantu (lebih tepatnya mungkin mengganggu dan
ikut seolah-olah sudah lama kenal), lebih tepat lagi membantu mereka menghabiskan
cumi bakarnya yang menggoda itu.
|
Ikan bakar |
Pukul 9 malam saya duluan masuk ke dalam dome untuk
tidur. Beberapa teman masih menikmati bulan Purnama yang berada tepat di depan kami.
Cahaya bulan tampak berlomba-lomba bersama cahaya bagan (seperti perangkap ikan
yang diberi lampu agar gerombolan ikan mendekat) menyinari air laut. Sungguh malam
yang indah. Pagi-pagi saya terbangun dengan hiruk piruk teman membuat kopi dan mengobrol.
Saya kepanasan keluar dome, maklum matahari terbit tepat di depan Kami. Setelah
packing semua barang yang ada, kami pun bersiap menunggu jemputan kapal untuk pulang.
Tidak lama setelah berbincang-bincang bersama keluarga Bu Kartini, kapal kecil berwarna
hijau kemarin yang membawa kami ke pulau ini kembali menjemput untuk mengantar
kami pulang. Waktu di sini terasa sangat singkat sekali. Ingin menghabiskan
waktu lebih lama lagi. Perjalanan pulang kami berjalan lancar walaupun terasa
letih, namun sangat berkesan dan menggembirakan J. See you next time
Kabung..
|
Perjalanan pulang menuju Pontianak |
0 Comments
Post a Comment